Tampilkan postingan dengan label Cerita Seks Ngentot Guru. Tampilkan semua postingan


Kisah Ondehoi - Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”

“Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “E.. sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar Novi.” Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas, dia bilang, “Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.” Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas dia bilang, “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku. “Oke kalau begitu sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu..” Novi hanya mengangguk saja.

Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Nov”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. “Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Novi buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.

Situs Poker Artisqq,Domino99,Teraman dan Terpercaya indonesia

Hanya beberapa kerokan saja.. Novi bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Nov.. sudah selesai.” Tanpa kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. “Sekarang bagian dadaku Mas tolong dikerik sekalian.” Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh tanganku. Aku berkali-kali berkata, “Maaf Dik yach.. aku nggak sengaja kok..” “Nggak apa-apa Mas.. teruskan saja.” Agen DominoQQ

Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya.. lantas aku ciumi buah dadanya dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, “Mas.. Mas.. ahh.., ah ah ahh..” Terus aku kulum putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia mengibaskan tanganku dia bilang, “Jangan Mas.. jangan Mas..” Tapi aku nggak peduli.. terus saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan, “Yach Mas..” Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang keenakan, “Mas.. ahh.. uaa.. uaa.. Mas..”

Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, “Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Novi nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah “Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya. “Isep lagi saja Nov..” Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas aku rentangkan badan Novi. Bandar Poker

Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. “Novi.. Mas masukkan yah.. penis Mas ke vaginamu”, kataku. Novi bilang, “Jangan Mas.. aku kan masih perawan.” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, “Mas.. Mas.. jangan..” Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep.. Novi menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”

Bandarq,Aduq,Poker Online,Domino99,Terpercaya di indonesia


Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep.. bles.. Novi menggeliat-geliat dan meringis menahan sakitnya, “Mas.. Mas.. sakit tuh.. Mas.. jangan..” Lalu Novi menangis, “Mas.. jangan dong..” Aku sudah nggak mempedulikan lagi, sudah telanjur masuk penisku itu.
Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. “Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Novi sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur. “Mas.. Mas..” 

Dan aku merasakan vagina Novi mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat genjotanku. “Terus Mas.. terus Mas.. lebih cepat lagi..” pinta Novi. Tak lama aku merasakan penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. “Hem.. hem.. nikmat.. Mas.. Situs Poker Online

” Aku bilang, “Terus Nov.. aku mau keluar nich..” Novi mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. “Ah.. ah.. Novi.. maafkan Mas.. yach.. aku khilaf Nov.. maaf.. yach!” “Nggak apa-apa Mas.. semuanya sudah telanjur kok Mas..” Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Kisah Seks Adik iparku Yang Manis


Kisah Ondehoi - Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter, Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, Domino99 dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

Kira2 6 tahun yang lalu saat umurku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.
Sandi sangat sopan dan tau diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Agen DominoQQ

Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan seksku yang masih menggebu-gebu.
Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi. BandarQ

Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher. Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. Agen BandarQ

Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.
Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Capsa Susun

Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku.

Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Sandi!! Ngapain kamu?”

Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

KampusQQ
Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin.

Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
“Ibu hebat…,” desisnya.

“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… ”
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks.
Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.
Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,
“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.
Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.

Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.

Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.

Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.
“Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.

Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
“Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
“Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.
Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.
“Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
“Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.
“Dari sini bu..” Bisiknya.

Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.

Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.

“Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.

Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”.
Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.

Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.

Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
“Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”

Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah.

Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.

Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas.
Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.

Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.

“Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”
Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah.

Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.
“Ssaann.. Aarghh..”
Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.
“Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
“Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”

Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah.
Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.

Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya.
Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah.
Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras.

Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
“Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang.
Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.

Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya.
Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.
Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.

“Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”
“Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.
“Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”

“Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”
Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan.
Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.

Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.
“Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.
Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

Kisah Ondehoi Bekas Muridku Bikin Nafsu Bejatku


Cerita Sex Terbaru 2019 | Hot Seks | Cerita bokep terbaru 2019 | Kisah seks Bokep terbaru 2019 | Foto Bokep | Bokep Barat | Bokep Dewasa | Sex Bokep | Cerita seks Abg | Cerita Selingkuh | Seks Terkini | Kisah Seks Tante | Cerita Seks Perawan | Foto Bugil

xxnCeritaseks - Namaku Hendra, dan ini ceritaku ketika masih 18 tahun. Saat berangkat keyogya guna kuliah aku bertemu dengan Bu Trismiarti dan Pak Tomi suaminya. Bu Trismiarti ialah mantan guruku ketika SMP dulu. Setelah bercerita panjang lebar mereka menawarkan padaku untuk bermukim ditempat mereka sekitar aku kuliah. Setelah meminta ijin ortuku akhirnya aku menerima tawaran mereka karena aku tidak kenal siapa siapa di Jogja.

Setelah beberapa lama ku tinggal akhirnya ku sadari Pak Tomi jarang ada di rumah karena bekerja di luar pulau. Sedangkan kedua anaknya lebih memilih tinggal bareng neneknya dikalimantan guna mernyelesaikan edukasi dasar mereka. Aku sering menyaksikan Bu Trismiarti melamun sepulang dia dari melatih disekolah. Bu Trismiarti pun sering kisah panjang lebar padaku mengenai kesepiannya dirumah sekitar ini. Dan aku tidak jarang kali menjadi pendengar yang baik. Bandar Poker

Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan. Terpendam hasrat yang ada semenjak SMP dan tumbuh lagi semenjak pertemuan pulang dengan Bu Trismiarti sekarang. Waktu SMP dulu aku paling energik jika latihan Bu Trismiarti. Selain teknik mengajarnya yang enak aku dapat mengintip BH yang dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya ada celah yang tidak jarang terbuka. Sampai-sampai jika diacuhkan secara teliti, orang pasti dapat melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan sekitar penagamatanku Bu Trismiarti selalu menggunakan BH warna Hitam.



Itu tidak jarang kali menjadi santapanku masing-masing mata pelajarannya. Bahkan aku selalu menyimak gerak-geriknya sekitar disekolah. Waktu tersebut usianya 28 tahun, dengan wajahnya yang putih dan format tubuhnya yang menawan. Membuatku tidak jarang kali menjadikannya sebagai objek hayalan andai onani. Sekarang diusianya yang ke 34 tdak terlihat bila Bu Trismiarti sudah mempunyai 2 orang anak yang telah SMP. Malah menurutku ia tampak lebih menawan, khususnya pada unsur pinggul dan dada ukuran 38arB yang lekukannya semakin terbentuk. Itu semua sebab program BL yang diikutinya tiap senin dan kamis sore.

Awalnya aku hanya mengkhayalkan tubuh Bu Trismiarti andai sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya seraya memegang CD dan BH hitam kepunyaan Bu Trismiarti. Hingga akhirnya aku berani menguping andai Pak Tomi yang kembali dan sedang bercinta denagn Bu Trismiarti. Sambil mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik mngocok batang kontolku yang cukup besar. Dan bila sudah keluar kubersihkan dengan CD atau BH Bu Trismiarti yang akan dibersihkan besok.

Akhirnya hadir niatku untuk menyantap lubang vagina Bu Trismiarti yang tentu sangat keset dan terawat. Aku melakukannya sesudah 4 bulan bermukim disana, saat tersebut hari kamis dan suaminya telah berangkat seminggu. Aku menantikan didalam kamar sambil menginginkan “malam kesatu” yang bakal kulalui bareng Bu Trismiarti. Saat dia kembali dari BL aku membukakan pintu rumah. Agen Dominoqq
“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
“Iya Bu.. baru aja” Balasku seraya mengangguk.



Kemudian dia pergi kedapur menciptakan segelas susu lalu ditaruh datas meja makan. Kemudian ia masuk kamar guna mandi. Saat dia mandi, kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang bakal diminumnya. DominoQQ

Sekitar beberapa saat akhirnya Bu Trismiarti keluar dari kamar. Ia memakai daster motif bunga dengan belahan dada yang agak rendah. Sehingga andai dia agak menunduk belahan payudaranya yang estetis akan terlihat jelas tampak olehku. Setelah memungut susu di atas meja dia duduk menemaniku menyaksikan TV di ruang tengah.
“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya seraya meminum susu.
“Biasa Bu.. politik gak terdapat habis-habisnya” Sahutku sambil menculik pandang keketiaknya.
“Bapa terdapat nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menguras susu di gelas.
“Belum Bu, barangkali masih ngelonin istri baru” Candaku.
“Nakal ya..” Tegurnya seraya mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar sebab dengan tersebut aku dapat melihat belahan dadanya yang seperti hendak melompat dari dalam dasternya. AduQ

Sekitar 5 menit lantas Bu Trismiarti mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh sebab sangat mengantuk.
“Ndra ibu istirahat duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
“Mungkin tadi terlampau diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Trismiarti masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menantikan aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali kemudian kupanggil namanya, tak terdapat jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak terdapat jawaban, kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan paling perlahan dan kututup keras-keras. Bu Trismiarti tidak bereaksi di atas kasurnya.




Rekomendasi Situs Poker Online Teraman Se'indonesia 


Kulihat jam dinding, 18:13 masih tidak sedikit waktu pikirku. Aku naik keatas kasur kemudian ku simaklah wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, kemudian kujilati wajahnya hingga basah lantas ciumanku turun kelehernya. Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan sampai memerah.Situs Poker Resmi Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, meski masih berpakaian menyeluruh tapi dapat kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang estetis itu. Kedua tanganku secara perlahan tapi tentu meraih kedua bukit kembar tersebut lalu mengusapnya dengan lembut sedangkan kepalaku turun keselangkangnnya. Dibalik kain daster tersebut tercium wewangian kewanitaan yang paling merangsang.

Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu, sehingga menyebabkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Trismiarti menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka seluruh pakaian yang mnelekat ditubuhku, dan memblokir mataku dengan kain. Setelah tersebut kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Trismiarti lantas kuatur posisi tubuhnya. Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang langsung tampak dihadapanku. Tubuh Bu Trismiarti yang tergolek lemah dan tak berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya. Yang montok dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku semakin tegak mengacung siap perang. Poker Online

Kudekati tindih tubuh Bu Trismiarti yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium unsur payudaranya yang tak tertutup BH, kemudian tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih di antara puting susunya lantas memilin-milinnya. Dengan napas yang kian memburu kusingkap BHnya keatas sampai-sampai kedua payudaranya langsung membusung kedepan seakan mengundangku guna menikmatinya. Kuciumi kedua payudaranya kemudian kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya hingga memerah. Setelah tersebut kulirik selangkangannya. CD pink Bu Trismiarti tak dapat menutupi sejumlah helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD itu. Kutahan hasrat tersebut karena aku hendak menikmatinya ketika Bu Trismiarti mulai sadar nanti.



Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar kemudian kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang estetis itu. Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat sekali walau tentu tak senikmat andai masuk kelubang vaginanya batinku. Pelan tapi tentu rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir keringat kian mengalir deras, kukulum bibir Bu Trismiarti sejenak kemudian kulanjutkan pulang genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Trismiarti mulai berguncang sebab gerakanku yang kian hebat. LibraQQ

Sekitar 10 menit selesai dan aku telah lelah menahan, kuputuskan guna segera mengeluarkannya. Gerakan pinggulku kian kupercepat dan kedua payudaranya kian kurapatkan. Rasa nikmat akhirnya keluar dari kepala kontolku. Cairan putih kental dari kepala penisku dan memenuhi permukaan tubuh estetis Bu Trismiarti yang tergolek diam. Kukocok batang penisku seraya memuntahkan cairan spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.

Setelah berlalu aku beristirahat sejenak seraya menatap tubuh Bu Trismiarti yang melulu tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang memang telah kupersiapkan, kubersihkan masing-masing bagian tubuhnya yang terpapar siraman spermaku. Setelah tersebut kucium-cium sebentar kemudian kupasangkan lagi BHnya, lantas kubongkar lemarinya kucari baju yang biasa dipakai Bu Trismiarti kesekolah. Setelah bisa kupakaikan ketubuhnya. Samar-samar tampak sekali bila baju tersebut membentuk lekukan yang sangat estetis aku berdecak kagum. Kemudian aku menantikan dia bagun seraya memainkan payudaranya yang indah. Situs BandarQQ

Aku duduk disampingnya ketika Bu Trismiarti mulai membuka matanya. Cahaya lampu terlihat menyilaukan matanya, kuperhatikan unsur dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi tentu kembali mengeras menyaksikan pemandangan yang erotis itu.
“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya seraya mengucek mata.
Jam 11 malam bu Sementara mataku terus melihat ke arah toketnya yang kenyal itu.
Hmmmm masih malam toh… kamu lagi ngapain. Tegurnya seraya merentangkan tangan.
Lagi pijat ini bu sambil kuremas toketnya yang montok itu.
“Jangan kurang ajar anda ya” Bentaknya seraya menepis tanganku dan menutupi unsur dadanya yang terbuka.

Sambil mendekatinya kuceritakan seluruh yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya terlihat memerah sebab kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung memeluknya, dan menghirup bibirnya. Tak hingga disitu, kurebahkan tubuhnya keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku, menghirup dan melumat bibirnya.
“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Trismiarti lirih.

Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu Trismiarti. Bu Trismiarti menangkisnya, dengan tidak banyak gerakan aku sukses menepisnya dan terus menyusup masuk. Hingga menyentuh payudara Bu Trismiarti yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu. Bu Trismiarti mendesah, aku terus meremas tidak tak sempat ciumanku terus melumat bibirnya. Aku memindahkan ciumanku ke lehernya. Bu Trismiarti pulang mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas tali BHnya.



“Berhasil” Batinku. Bu Trismiarti tersentak. qqkampus
“Kita tidak boleh mengerjakan ini Ndra” seraya mendorongku kesamping.
“Memang jangan sih.. tapi..”
Aku pulang merangkul Bu Trismiarti, kali ini ciumanku lebih buas dari pada yang pertama. Mulai dari bibir sampai ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi unik keatas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Trismiarti pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengusung tubuh Bu Trismiarti dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Trismiarti terlihat takjub menyaksikan batang penisku. Aku mengawali kembali aksiku, kali ini ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Trismiarti menggeliat, lagipula tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua sudah bermandikan keringat, tangan Bu Trismiarti menjambak rambutku.

Permainanku jemariku mulai merangkak ke bawah dan berjuang menyelusup kebalik rok dan CDnya. Bu Trismiarti bukan lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut kelaminnya, kemudian jemariku menggesek-gesek selama liang vagina Bu Trismiarti. Bu Trismiarti mendesah panjang dan menenggelamkan kepalaku kepayudaranya, guna mendapatkan kesenangan lebih. Setelah sejumlah lama, ciumanku mulai merangkak kebawah hingga kebatas rambut vaginanya yang tidak banyak terbuka. Aku lantas memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku pulang terkagum menyaksikan tubuh telanjang Bu Trismiarti. Payudaranya putih padat mengandung dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.

Aku pulang beraksi, kali ini wilayah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin tersebut yang disebut kloritas. Setelah sejumlah lama ciumanku pulang keatas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan kesudahannya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan mulut vagina Bu Trismiarti saling beradu. Ini mengakibatkan batang penisku hendak dimasukkan ketempatnya. Aku menata posisi dan melebarkan kaki bo Trismiarti.
Bu Trismiarti tersadar dan berkata, “Kita telah terlalu jauh.. tidak boleh teruskan”
Aku bukan lagi memperdulikan ucapan-ucapan Bu Trismiarti sebab hawa nafsuku sudah mengarah ke puncak. Aku kembalimeraih Bu Trismiarti dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.

Bu Trismiarti tak bisa melakukan apa-apa dan pulang larut dalam kenikmatan. Batang penisku yang telah gatal hendak memasuki liang vagina Bu Trismiarti. Aku memungut posisi yang pas, batang penisku mulai menginjak pintu kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang agak susah masuk ke lubang memek nya Bu Trismiarti. Aku terus berjuang dan akhirnya masuk juga batang kontolku keliang vagina Bu Trismiarti. Bu Trismiarti mendesah panjang dan badannya berguncang.
Gila keset amat dan sempit juga nih memek kaya belum punya anak aja batinku.
Bu Trismiarti telah tidak banyak tenang dan batang penisku sudah masuk tidak banyak demi sedikit. Akhirnya seluruh batang kejantananku terbenam di liang senggama Bu Trismiarti. Aku menggoyangkan pinggulku sampai-sampai batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Trismiarti. Makin lama kian cepat, Bu Trismiarti mendesah seraya menyebut namaku. Kami berdua bermandikan keringat walaupun cuaca pada saat tersebut lumayan dingin.

Erangan yang panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada didalamliang senggama Bu Trismiarti. Rupanya Bu Trismiarti telah menjangkau orgasme. Aku juga tidak bermukim diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Trismiarti.
“Inilah saatnya” Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang. Spermaku muncrat didalam liang senggama Bu Trismiarti bersamaan dengan cairan hangat yang pulang menyirami batang penisku. Ternyata Bu Trismiarti kembali orgasme. Malam tersebut berlanjut dengan sejumlah kali orgasme Bu Trismiarti, hingga akhirnya kami keletihan dan tertidur.

Pagi harinya, Bu Trismiarti bangun lebih dulu dan langsung kekamar mandi. Sesaat lantas aku terbangun dan mendengar guyuran air dikamar dan mengetoknya, Bu Trismiarti juga membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima menyaksikan Bu Trismiarti yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku pulang memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh Bu Trismiarti.
“Mandi dulu dong” Pinta Bu Trismiarti manja.
Akupun menuruti ajakannya lantas mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa ketika setelah tersebut aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Trismiarti turut membantu, justeru dia menyabuni batang kejantananku yang pulang tegak.

Rasa malu Bu Trismiarti sudah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat nyaris mencapai klimaksnya aku mencungkil tangan Bu Trismiarti sebab belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Bu Trismiarti, terdahulu kedua tangannya kemudian kedua kakinya. Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Trismiarti terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Bu Trismiarti mendesah panjang. Usapanku kebawah melalui perutnya sampai sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun nyaris menutupi liang senggama Bu Trismiarti, kali ini Bu Trismiarti mengerang nikmat. Setelah puas aku menyiram kedua tubuh kami yang masih berangkulan.


CERITA SEKS BOKEP NGENTOT GURUKU YANG NAFSUIN


Aku mengembalikan tubuhnya dan kami juga saling berhadapan. Bu Trismiarti lantas mencium bibirku, aku membalasnya dan lantas terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami juga tidak bermukim diam, aku menyentuh payudara Bu Trismiarti dan ia menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah sejumlah lama, Bu Trismiarti menuntun batang kejantananku menginjak liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali menginjak liang senggama Bu Trismiarti. Bu Trismiarti melilitkan tangannya ke leherku lantas aku menggendong Bu Trismiarti dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.

Setelah tersebut aku pulang menggoyangkan pinggulku yang menciptakan kejantananku keluar masuk liang senggama Bu Trismiarti. Akhirnya spermaku keluar dan mengairi seluruh dinding liang senggama Bu Trismiarti. Ternayata ia belum menjangkau klimaks, guna membantunya aku menjilati liang senggama Bu Trismiarti. Bu Trismiarti tidak banyak menjerit dengan apa yang kulakukan. Akhirnya Bu Trismiarti mengeluarkan pun cairan dari liang senggamanya dan pas tentang wajahku. Bu Trismiarti terkulai nikmat, aku mengguyuri pulang tubuh kami berdua.

Aku dan Bu Trismiarti telah berlalu mandi, dan telah menggunakan pakaian masing-masing.
“Lain kali.. aku mohon lagi ya sayang” Bisikku seraya menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
“Atur aja” Desahnya manja.
Kemudian Bu Trismiarti berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya sekitar bertugas Pak Tomi keluar pulau, aku menggantikan tugasnya mengisi hasrat biologis Bu Trismiarti di lokasi tidur. 

Cerita Sex Terbaru 2019 | Hot Seks | Cerita bokep terbaru 2019 | Kisah seks Bokep terbaru 2019 | Foto Bokep | Bokep Barat | Bokep Dewasa | Sex Bokep | Cerita seks Abg | Cerita Selingkuh | Seks Terkini | Kisah Seks Tante | Cerita Seks Perawan | Foto Bugil


CERITA SEKS BOKEP NGENTOT GURUKU YANG NAFSUIN

- Copyright © Kisah Ondehoi - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -