Tampilkan postingan dengan label Kisah Seks Selingkuh. Tampilkan semua postingan


Kampus66winn - Aku baru saja selesai renang di Rooftop rumahku dan sedang santai dibawah payung pantai, dengan malas aku bangkit dari tempat.  Aku lupa kalau daritadi renang dengan tubuh telanjang bulat. Begitu berkilaunya tubuhku kena pancaran sinar mentari mmm… Tubuhku masih Oke Dipandang, Walaupun sudah agak berumur… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih kenyal dan kencang, Pinggul dan pantatku begitu Bulat dan Montok

Banyak yang mengatakan wajahku selalu membuat para lelaki tergoda… Cerita Selingkuh Tante Sering sekali Birahiku Naik Tiba tiba karena melihat tubuhku sendiri, sudah 3 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 3 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku tak berdaya.

Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di Ruang Tamu Rumah, saking ngga ketahan… Semalam, Aku lampiaskan dengan nonton film bokep koleksiku di file Laptop… aku melampiaskan hasrat birahiku secara Brutal, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang, Aku memang wanita berlibido tinggi. BandarQ

Sejak aku masih duduk di SMP aku sudah menyukai Masturbasi. Cerita Selingkuh Tante aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Jakarta sementara orang tuaku di Semarang. Aku pantas mendapatkan gelar Pemburu Sex, beberapa kali aku diusir dari tempat kost yang berbeda, dengan sebab yang hampir sama. Cerita tante.

Yang aku ingat, Malam sepulang jalanjalan aku diantar pulang dengan temanku, Tino… Aku lupa bagaimana cerita awalnya, aku bisa nyepong kontol Tino yang luar biasa besar dan panjang di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan pembantu ibu kost yang nyelonong masuk kamarku untuk menaruh pakaianku yang habis diseterikanya…

Akhirnya aku keluar dari kost-an itu. aku diajak Tino agar Tinggal di rumah kontrakannya sementara … Dan Gairah Sexku selalu dipenuhi oleh Kontol Besar Tino Disetiap Saat, Cerita Selingkuh Tante Kejadian yang sama juga terjadi diKost baruku, lagi asik ngentot dengan cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak Pak RT yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaan Suara Kenikmatan cerita tante ku terlalu keras, sampai2 terdegar oleh pak RT belakangan ini, Poker Online

Sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang gak bakal aku lupa, aku menikmati goyangan ranjang dengan bapak kost keburu dengan aksi cepat ngesex, Bapak Kost ngajak aku ke ranjang terang terangan… apesnya lagi aku gak mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasnya… baru mau aku orgasme… eeh…Tiba-tiba Pintu kamarku diketok Secara keras.

Bapak Kost dengan mempercepat goyangannya di memekku sampai aku orgasme dan bergetar hebat, Cerita Selingkuh Tante Pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…


Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Bayu kakak kelasku dikampus, ngga hanya sosoknya yang jantan… Hasrat Sexnya pun begitu liar… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, Buktinya aku berhasil menyelesaikan Kuliahku, Sampai akhirnya 5 tahun yang lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Bayu dari kami berdua… Cerita tante.

Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku melanjutkan usahaku yang sedang naik-naiknya dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat Sex dengan lelaki yang berbeda, itupun juga hanya hiburan saja, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…

Setelah aku sudah siap berjemur, aku pakai CD dan BH saja masuk kembali kedalam rumah. Cerita tante.

” Heee… Irwan kamu kenapa disini? kok ga sekolah ?” Kudapati Irwan di belakang komputer Astari. Cerita Selingkuh Tante Irwan adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan. 

” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang cepat dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yang lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Irwan sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Irwan , penderitaanku agak berkurang… Agen Poker Online

” Irwan, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Irwan tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Irwan kaya anakku sendiri Irwan duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…

Percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Irwan yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang… Cerita tante.

Aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… Cerita Selingkuh Tante kupegang kedua tangan Irwan tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…

” Eehh… tante…?” bisik Irwan bingung dari belakang tubuhku

” Wan… tolong remasi tetek tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Irwan yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Irwan adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Irwan mulai meremasi kemontokan buah dadaku…

” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Wan ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” Cerita Selingkuh Tante tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Irwan tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku

” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Irwan melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat

Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Irwan yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuhku Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya

Anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Cerita Selingkuh Tante Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku

baju Irwan dengan cepat kubuka dan… ooohh… dada bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Irwan untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm…
Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, Cerita Selingkuh Tante ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…

Aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Irwan Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Irwan yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…

Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Irwan menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…

Mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… Cerita Selingkuh Tante manii lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Irwan makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya… Domino99

Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku.
Tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Irwan yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Irwan, di atas kemaluan Irwan kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah lubang memekku yang sudah merah merekah

Wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke lubang memekkuu… Cerita Selingkuh Tante Akhirnya dengan sedikit kupaksa kumaksukan kepala kontolnya ke lubang memekku perlahan kepalanya mulai masuk
” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Irwan menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…

” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…

” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… kontol kamu gede banget… perih tauu ” aku ngedumel manja… ketika Irwan mengayun pinggulnya kuat sekali… Cerita Selingkuh Tante Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Irwan ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…

Entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Irwan yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding lubang memeku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…

hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!! Rupanya Irwan tak mampu menahan lebih lama bobol peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… Cerita Selingkuh Tante diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…

Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Irwan memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Irwan datang ke rumah

” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas dari sekolah untuk mengurus UN…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Irwan yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… Cerita Selingkuh Tante pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…

Hampir sebulan lamanya Irwan tak muncul ke rumah, akupun maklum, Irwan sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Irwan dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik horden jendela, saat Astari diantar pulang oleh Irwan, kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…

Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Irwan mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Irwan masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat darahku mendesir kencang
Betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…

Malam telah tiba pada pukul 21.00, kondisi hujan lebat dan Irwan ingin pulang karena sudah terlalu malam, Cerita Selingkuh Tante tak enak dilihat tetangga seorang lakilaki dirumah bersama 2 wanita sampai larut malam

” Ma, mas Irwan mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…

” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja lagian rumah Irwan jauh ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…

” Irwan ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Cerita Selingkuh Tante Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak

” Tapi Irwan harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan…
Akhirnya Irwan menelfon Keluarganya untuk meminta izin menginap dirumah Mama Astria, dan diizinkan oleh keluarganya

Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memejamkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Jack… tapi… entah kenapa kali ini…

Baru ini Susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Jack menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…

Tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Irwan masih belum tidur…

” Irwan kamu belum tidur ?” tanyaku

” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Irwan menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, Cerita Selingkuh Tante sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…

Dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Irwan, sergapan nafsu remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku…
Tapi aku sudah melupakan siapa Irwan, yang aku tahu Irwan adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Irwan lebih liar dan lebih berinisiatip melakukan serangan, Cerita Selingkuh Tante sampai aku hampir tak percaya ketika Irwan menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…

” Wannnnnn sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Irwan tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… Cerita tante.

Aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada Lubangg Kewanitaanku yang Sempit tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…

Taklama kemudian tubuhku roboh dibuat Lelaki Muda Perksa ini, Cerita Selingkuh Tante Dan Kami tergulai lemas diatas ranjang sambil tatap2pan penuh gairah

“Irwan jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dengan nada dingin

Baca Juga : Cerita Hot dan Gambar Seks Menikmati Tubuh Mulus Istri Bos

” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Irwan agak gugup menyebut namaku

” Ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Irwan menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Irwan banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya… Cerita tante.

“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” Cerita Selingkuh Tante bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Irwan, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…

” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Irwan pada clitorisku…

” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Irwan, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Irwan, Cerita Selingkuh Tante namun kali ini Irwan menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa… Cerita tante.

“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…

Ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali… Cerita Selingkuh Tante kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Irwan dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi Irwan yang mengeros buas…

“Aaaahhhkkk… Waa wannnn ohhhh ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku…

“Tante…hhh…hh Irwan ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis Irwan dengan suara bergetar… Cerita Selingkuh Tante matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini

” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Irwan menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat… Cerita tante.

Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…

” Tante… boleh Irwan pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…

” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…

“ kontol besar kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… Cerita Selingkuh Tante apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Irwan pun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…

KISAH SEKS SELINGKUH TANTE SANGE KEENAKAN NGENTO HINGGA PAGI

Posted by : Joyce Emely 0 Comments

Kisah Ondehoi Bapak mertuaku (Pak Jimmy, samaran) yang berusia sekitar 58 tahun baru saja pensiun dari pekerjaannya di salah satu perusahaan di Jakarta. Sebetulnya beliau sudah pensiun dari anggota ABRI ketika berumur 55 tahun, tetapi karena dianggap masih mampu maka beliau terus dikaryakan. Karena beliau masih ingin terus berkarya, maka beliau memutuskan untuk kembali ke kampungnya didaerah Malang, Jawa Timur selain untuk menghabiskan hari tuanya, juga beliau ingin mengurusi kebun Apelnya yang cukup luas.

Ibu mertuaku (Bu Siska, samaran) walaupun sudah berumur sekitar 45 tahun, tetapi penampilannya jauh lebih muda dari umurnya. Badannya saja tidak gemuk gombyor seperti biasanya ibu-ibu yang sudah berumur, walau sudah berumur tetapi berwajah ayu dan menyenangkan untuk dipandang. Penampilan ibu mertuaku seperti itu mungkin karena selama di Jakarta kehidupannya selalu berkecukupan dan telaten mengikuti senam secara berkala dengan kelompoknya.

Beberapa bulan yang lalu, aku mengambil cuti panjang dan mengunjunginya bersama Istriku (anak tunggal mertuaku) dan anakku yang baru berusia 2 tahun. Kedatangan kami disambut dengan gembira oleh kedua orang mertuaku, apalagi sudah setahun lebih tidak bertemu sejak mertuaku kembali ke kampungnya. Pertama-tama, aku di peluk oleh Pak Jimmy mertuaku dan istriku dipeluk serta diciumi oleh ibunya dan setelah itu istriku segera mendatangi ayahnya serta memeluknya dan Bu Siska mendekapku dengan erat sehingga terasa payudaranya mengganjal empuk di dadaku dan tidak terasa penisku menjadi tegang karenanya.

Dalam pelukannya, Bu Siska sempat membisikkan Sur…(namaku).., Ibu kangen sekali denganmu”, sambil menggosok-gosokkan tangannya di punggungku, dan untuk tidak mengecewakannya kubisiki juga, “Buuu…, Saya juga kangen sekali dengan Ibu”, dan aku menjadi sangat kaget ketika ibu mertuaku sambil tetap masih mendekapku membisikiku dengan kata-kata, “Suuur…, Ibu merasakan ada yang mengganjal di perut Ibu”, dan karena kaget dengan kata-kata itu, aku menjadi tertegun dan terus saling melepaskan pelukan dan kuperhatikan ibu mertuaku tersenyum penuh arti.

Setelah dua hari berada di rumah mertua, aku dan istriku merasakan ada keanehan dalam rumah tangga mertuaku, terutama pada diri ibu mertuaku. Ibu mertuaku selalu saja marah-marah kepada suaminya apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, sedangkan ayah mertuaku menjadi lebih pendiam serta tidak meladeni ibu mertuaku ketika beliau sedang marah-marah dan ayah mertuaku kelihatannya lebih senang menghabiskan waktunya di kebun Apelnya, walaupun di situ hanya duduk-duduk seperti sedang merenung atau melamun. Istriku sebagai anaknya tidak bisa berbuat apa-apa dengan tingkah laku orang tuanya terutama dengan ibunya, yang sudah sangat jauh berlainan dibanding sewaktu mereka masih berada di Jakarta, kami berdua hanya bisa menduga-duga saja dan kemungkinannya beliau itu terkena post power syndrome. Karena istriku takut untuk menanyakannya kepada kedua orang tuanya, lalu Istriku memintaku untuk mengorek keterangan dari ibunya dan supaya ibunya mau bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya, maka istriku memintaku untuk menanyakannya sewaktu dia tidak sedang di rumah dan sewaktu ayahnya sedang ke kebun Apelnya.

Situs Poker Artisqq,Domino99,Teraman dan Terpercaya indonesia

Di pagi hari ke 3 setelah selesai sarapan pagi, istriku sambil membawa anakku, pamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi mengunjungi Budenya di kota Kediri, yang tidak terlalu jauh dari Malang dan kalau bisa akan pulang sore nanti.
“Lho…, Jenny (nama istriku), kok Mas mu nggak diajak..?”, tanya ibunya.
“Laah.., nggak usahlah Buuu…, biar Mas Sur nemenin Bapak dan Ibu, wong nggak lama saja kok”, sahut istriku sambil mengedipkan matanya ke arahku dan aku tahu apa maksud kedipan matanya itu, sedangkan ayahnya hanya berpesan pendek supaya hati-hati di jalan karena hanya pergi dengan cucunya saja.

Tidak lama setelah istriku pergi, Pak Jimmy pun pamitan dengan istrinya dan aku, untuk pergi ke kebun apelnya yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sambil menambahkan kata-katanya, “Nak Suuur…, kalau nanti mau lihat-lihat kebun, susul bapak saja ke sana”. Sekarang yang di rumah hanya tinggal aku dan ibu mertuaku yang sedang sibuk membersihkan meja makan. Untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu yang tepat untuk menjalankan tugas yang diminta oleh istriku, kugunakan untuk membaca koran lokal di ruang tamu. Situs Poker Online

Entah sudah berapa lama aku membaca koran, yang pasti seluruh halaman sudah kubaca semua dan tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara sesuatu yang jatuh dan diikuti dengan suara mengaduh dari belakang, dengan gerakan reflek aku segera berlari menuju belakang sambil berteriak, “Buuu…, ada apa buuu?”. Dan dari dalam kamar tidurnya kudengar suara ibu mertuaku seperti merintih, “Nak Suuur…, tolooong Ibuuu”, dan ketika kujenguk ternyata ibu mertuaku terduduk di lantai dan sepertinya habis terjatuh dari bangku kecil di dekat lemari pakaian sambil meringis dan mengaduh serta mengurut pangkal pahanya. Serta merta kuangkat ibu mertuaku ke atas tempat tidurnya yang cukup lebar dan kutidurkan sambil kutanya, “Bagian mana yang sakit Buuu”, dan ibu mertuaku menjawab dengan wajah meringis seperti menahan rasa sakit, “Di sini.., sambil mengurut pangkal paha kanannya dari luar rok yang dipakainya”.

Tanpa permisi lalu kubantu mengurut paha ibu mertuaku sambil kembali kutanya, “Buuu…, apa ada bagian lain yang sakit..?
“Nggak ada kok Suuur…, cuman di sepanjang paha kanan ini ada rasa sakit sedikit..”, jawabnya.
“Ooh…, iya nak Suuur…, tolong ambilkan minyak kayu putih di kamar ibu, biar paha ibu terasa panas dan hilang sakitnya”.
Aku segera mencari minyak yang dimaksud di meja rias dan alangkah kagetku ketika aku kembali dari mengambil minyak kayu putih, kulihat ibu mertuaku telah menyingkap roknya ke atas sehingga kedua pahanya terlihat jelas, putih dan mulus. Aku tertegun sejenak di dekat tempat tidur karena melihat pemandangan ini dan mungkin karena melihat keragu-raguanku ini dan tertegun dengan mataku tertuju ke arah paha beliau, ibu mertuaku langsung saja berkata, “Ayooo..lah nak Suuur…, nggak usah ragu-ragu, kaki ibu terasa sakit sekali ini lho, lagi pula dengan ibu mertua sendiri saja kok pake sungkan sungkan…, tolong di urutkan paha ibu tapi nggak usah pakai minyak kayu putih itu…, ibu takut nanti malah paha ibu jadi kepanasan.

Dengan perasaan penuh keraguan, kuurut pelan-pelan paha kanannya yang terlihat ada tanda agak merah memanjang yang mungkin sewaktu terjatuh tadi terkena bangku yang dinaikinya seraya kutanya, “Bagaimana Buuu…, apa bagian ini yang sakit..?
“Betul Nak Suuur…, yaa yang ituuu…, tolong urutkan yang agak keras sedikit dari atas ke bawah”, dan dengan patuh segera saja kuikuti permintaan ibu mertuaku. Setelah beberapa saat kuurut pahanya yang katanya sakit itu dari bawah ke atas, sambil memejamkan matanya, ibu mertuaku berkata kembali, “Nak Suuur…, tolong agak ke atas sedikit ngurutnya”, sambil menarik roknya lebih ke atas sehingga sebagian celana dalamnya yang berwarna merah muda dan tipis itu terlihat jelas dan membuatku menjadi tertegun dan gemetar entah kenapa, apalagi vagina ibu mertuaku itu terlihat mengembung dari luar CD-nya dan ada beberapa helai bulu vaginanya yang keluar dari samping CD-nya.

“Ayoo…,doong…, Nak Sur, kok ngurutnya jadi berhenti”, kata ibu mertuaku sehingga membuatku tersadar.
“Iii…, yaa…, Buuu maaf, tapi…, Buuu”, jawabku agak terbata-bata dan tanpa menyelesaikan perkataanku karena agak ragu.
“aah… kenapa sih Nak Suuur..?, kata ibu mertuaku kembali sambil tangan kanannya memegang tangan kiriku serta menggoncangnya pelan.
“Buuu…, Saa…, yaa…, saayaa”, sahutku tanpa sadar dan tidak tahu apa yang harus kukatakan, tetapi yang pasti penisku menjadi semakin tegang karena melihat bagian CD ibu mertuaku yang menggelembung di bagian tengahnya.

“Nak Suuur..”, katanya lirih sambil menarik tangan kiriku dan kuikuti saja tarikan tangannya tanpa prasangka yang bukan-bukan, dan setelah tanganku diciumnya serta digeser geserkan di bibirnya, lalu secara tidak kuduga tanganku diletakkan tepat di atas vaginanya yang masih tertutup CD dan tetap dipegangnya sambil dipijat-pijatkannya secara perlahan ke vaginanya diikuti dengan desis suara ibu mertuaku, “ssshh…, ssshh”. Kejadian yang tidak kuduga sama sekali ini begitu mengagetkanku dan secara tidak sadar aku berguman agak keras. Agen DominoQQ

“Buuu…, Saa…yaa”, dan belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, dari mulut ibu mertuaku terdengar, “Nak Suuur…, koook seperti anak kecil saja.., siiih?”.
“Buu…, Saa…, yaa…, takuuut kalau nanti bapak datang”, sahutku gemetar karena memang saat itu aku takut benar, sambil mencoba menarik tanganku tetapi tangan ibu mertuaku yang masih tetap memegang tanganku, menahannya dan bahkan semakin menekan tanganku ke vaginanya serta berkata pelan, “Nak Suuur…, Bapak pulang untuk makan siang selalu jam 1 siang nanti…, tolong Ibuuu…, naak”,terdengar seperti mengiba.

Sebetulnya siapa sih yang tidak mau kalau sudah seperti ini, aku juga tidak munafik dan pasti para pembaca Situs “Lensa69.net” pun juga tidak bisa menahan diri kalau dalam situasi seperti ini, tetapi karena ini baru pertama kualami dan apalagi dengan ibu mertuaku sendiri, tentunya perasaan takutpun pasti akan ada.
“Ayooo…lah Nak Suuur…, tolongin Ibuuu…, Naak”, kudengar ibu mertuaku mengiba kembali sehingga membuatku tersadar dan tahu-tahu ibu mertuaku telah memelukku.
“Buuu…, biar saya kunci pintunya dulu, yaa..?”, pintaku karena aku was-was kalau nanti ada orang masuk, tetapi ibu mertuaku malah menjawab, “Nggak usah naak…, selama ini nggak pernah ada orang pagi-pagi ke rumah Ibu”, serta terus mencium bibirku dengan bernafsu sampai aku sedikit kewalahan untuk bernafas. Semakin lama ibu mertuaku semakin tambah agresif saja, sambil tetap menciumiku, tangannya berusaha melepaskan kaos oblong yang kukenakan dan setelah berhasil melepaskan kaosku dengan mudah disertai dengan bunyi nafasnya yang terdengar berat dan cepat, ibu mertuaku terus mencium wajah serta bibirku dan perlahan-lahan ciumannya bergerak ke arah leher serta kemudian ke arah dadaku.

Ciuman demi ciuman ibu mertuaku ini tentu saja membuatku menjadi semakin bernafsu dan ketakutanku yang tadipun sudah tidak teringat lagi.
“Buuu…, boleh saya bukaa…, rok Ibu..? tanyaku minta izin.
“Suuur…, bol…, eh…, boleh…, Nak, Nak Suur…, boleh lakukan apa saja..”, katanya dengan suara terputus-putus dan terus kembali menciumi dadaku dengan nafasnya yang cepat dan sekarang malah berusaha melepas kancing celana pendek yang ada di badanku. Setelah rok ibu mertuaku terlepas, lalu kulepaskan juga kaitan BH-nya dan tersembulah payudaranya yang tidak begitu besar dan sudah agak menggelantung ke bawah dengan puting susunya yang besar kecoklatan. Sambil kuusapkan kedua tanganku ke bagian bawah payudaranya lalu kutanyakan, “Buuu…, boleh saya pegang dan ciumi tetek…, Ibuu..?
“Bool…, eh…, boleh…, sayang.., lakukan apa saja yang Nak Sur mau.., Ibu sudah lama sekali tidak mendapatkan ini lagi dari bapakmu…, ayoo.., sayaang”, sahut ibu mertuaku dengan suara terbata-bata sambil mengangkat dadanya dan perlahan-lahan kupegang kedua payudara ibu mertuaku dan salah satu puting susunya langsung kujilati dan kuhisap-hisap, serta pelan-pelan kudorong tubuh ibu mertuaku sehingga jatuh tertidur di kasur dan dari mulut ibu mertuaku terdengar, “ssshh…, aahh.., sayaang…, ooohh…, teruuus…, yaang…, tolong puasiiin Ibuu…, Naak”, dan suara ibu mertuaku yang terdengar menghiba itu menjadikanku semakin terangsang dan aku sudah lupa kalau yang kugeluti ini adalah ibu mertuaku sendiri dan ibu dari istriku.

“Naak Suuur”, kudengar suara ibu mertuaku yang sedang meremas-remas rambut di kepalaku serta menciuminya, “Ibuu…, ingin melihat punyamu…, Naak”, seraya tangannya berusaha memegang penisku yang masih tertutup celana pendekku.
“Iyaa…, Buu…, saya buka celana dulu Buuu”, sahutku setelah kuhentikan hisapanku pada payudaranya serta segera saja aku bangkit dan duduk di dekat muka ibu mertuaku. Segera saja ibu mertuaku memegang penisku yang sedang berdiri tegang dari luar celana dan berkomentar, “Nak Suur…, besar betuuul…, dan keras lagi, ayooo…, dong cepaat.., dibuka celananya…, agar Ibu bisa melihatnya lebih jelas”, katanya seperti sudah tidak sabar lagi, dan tanpa disuruh ibu untuk kedua kalinya, langsung saja kulepas celana pendek yang kukenakan.

Ketika aku membuka CD-ku serta melihat penisku berdiri tegang ke atas, langsung saja ibu mertuaku berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, besaar sekali”, padahal menurut anggapanku ukuran penisku sepertinya wajar saja menurut ukuran orang Indonesia tapi mungkin saja lebih besar dari punya suaminya dan ibu mertuaku langsung saja memegangnya serta mengocoknya pelan-pelan sehingga tanpa kusadari aku mengeluarkan desahan kecil, “ssshh…, aahh”, sambil kedua tanganku kuusap-usapkan di wajah dan rambutnya.

“Aduuuh…, Buuu…, sakiiit”, teriakku pelan ketika ibu mertuaku berusaha menarik penisku ke arah wajahnya, dan mendengar keluhanku itu segera saja ibu mertuaku melepas tarikannya dan memiringkan badannya serta mengangkat separuh badannya yang ditahan oleh tangan kanannya dan kemudian mendekati penisku. Setelah mulutnya dekat dengan penisku, langsung saja ibu mertuaku mengeluarkan lidahnya serta menjilati kepala penisku sedangkan tangan kirinya meremas-remas pelan kedua bolaku, sedangkan tangan kiriku kugunakan untuk meremas-remas rambutnya serta sekaligus untuk menahan kepala ibu mertuaku. Tangan kananku kuremas-remaskan pada payudaranya yang tergantung ke samping.

Setelah beberapa kali kepala penisku dijilatinya, pelan-pelan kutarik kepala ibu mertuaku agar bisa lebih dekat lagi ke arah penisku dan rupanya ibu mertuaku cepat mengerti apa yang kumaksud dan walaupun tanpa kata-kata langsung saja kepalanya didekatkan mengikuti tarikan kedua tanganku dan sambil memegangi batang penisku serta dengan hanya membuka mulutnya sedikit, ibu mertuaku secara pelan-pelan memasukkan penisku yang sudah basah oleh air liurnya sampai setengah batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Kurasakan lidah ibu mertuaku dipermainkannya dan digesek-gesekannya pada kepala penisku, setelah itu kepala ibu ditariknya mundur pelan-pelan dan kembali dimajukan sehingga penisku terasa sangat nikmat. Karena tidak tahan menahan kenikmatan yang di berikan ibu mertuaku, aku jadi mendesis, “ssshh…, aacccrrr…, ooohh”, mengikuti irama maju mundurnya kepala ibu. Makin lama gerakan kepala ibu mertuaku maju mundur semakin cepat dan ini menambah nikmat bagiku.

Beberapa menit kemudian, ibu mertuaku secara tiba-tiba melepaskan penisku dari mulutnya, padahal aku masih ingin hal ini terus berlangsung dan sambil kembali menaruh kepalanya di tempat tidur, dia menarik bahuku untuk mengikutinya. Ibu langsung mencium wajahku dan ketika ciumannya mengarah ke telingaku, kudengar ibu berkata dengan agak berbisik, “Naak Suuur…, Ibu juga kepingin punya ibu dijilati”, dan sambil kunaiki tubuh ibu mertuaku lalu kutanyakan, “Buuu…, apa boleh…, saya lakukan?”, dan segera saja ibu menjawabnya, “Nak Suuur…, tolong pegang dan jilati kepunyaan ibu…, naak…, ibu sudah lama kepingin di gituin”.


Agen Bandarq,Aduq,Poker Online,Domino99,Terpercaya di indonesiation
Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, aku menurunkan badanku secara perlahan-lahan dan ketika melewati dadanya kembali kuciumi serta kujilati payudara ibu mertuaku yang sudah tidak terlalu keras lagi, setelah beberapa saat kuciumi payudara ibu, aku segera menurunkan badanku lagi secara perlahan sedangkan ibu mertuaku meremas-remas rambutku, juga terasa seperti berusaha mendorong kepalaku agar cepat-cepat sampai ke bawah. Kuciumi dan kujilati perut dan pusar ibu sambil salah satu tanganku kugunakan untuk menurunkan CD-nya. Kemudian dengan cekatan ku lepas CD-nya dan kulemparkan ke atas lantai. Kulihat vagina ibu mertuaku begitu lebat ditumbuhi bulu-bulu yang hitam mengitari liang vaginanya. Mungkin karena terlalu lama aku menjilati perut dan sekitarnya, kembali kurasakan tangan ibu yang ada di kepalaku menekan ke bawah dan kali ini kuikuti dengan menurunkan badanku pelan-pelan ke bawah dan sesampainya di dekat vaginanya, kuciumi daerah di sekitarnya dan apa yang kulakukan ini mungkin menyebabkan ibu tidak sabaran lagi, sehingga kudengar suara ibu mertuaku, “Nak Suuur…, tolooong…, cepaat…, saa.., yaang…, ayooo…, Suuur”.

Tanpa kujawab permintaannya, aku mulai melebarkan kakinya dan kuletakkan badanku di antara kedua pahanya, lalu kusibak bulu vaginanya yang lebat itu untuk melihat belahan vagina ibu dan setelah bibir vagina ibu terlihat jelas lalu kubuka bibir kemaluannya dengan kedua jari tanganku, ternyata vagina ibu mertuaku telah basah sekali. Ketika ujung lidahku kujilatkan ke dalam vaginanya, kurasakan tubuh ibu menggelinjang agak keras sambil berkata, “Cepaat…, Suuur…, ibu sudah nggak tahaan”.

Dengan cepat kumasukkan mulut dan lidahku ke dalam vaginanya sambil kujilati dan kusedot-sedot dan ini menyebabkan ibu mulai menaik-turunkan pantatnya serta bersuara, “ssshh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, adduuuhh…, enaak…, Suuur”, Lalu kukecup clitorisnya berulang kali hingga mengeras, hal ini membuat ibu mertuaku menggelinjang hebat, “Aahh…, ooohh…, Suuur…, betuuul…, yang itu…, Suuur…, enaak…, aduuuh…, Suuur…, teruskaan…, aahh”, sambil kedua tangannya menjambak rambutku serta menekan kepalaku lebih dalam masuk ke vaginanya. Kecupan demi kecupan di vagina ibu ini kuteruskan sehingga gerakan badan ibu mertuaku semakin menggila dan tiba-tiba kudengar suara ibu setengah mengerang, “aahh…, oooh…, duuuh…, Suuur…, ibuu…, mau.., mauuu…, sampaiii…, Naak…, oooh”, disertai dengan gerakan pantatnya naik turun secara cepat. Poker Online terbaik

Gerakan badannya terhenti dan yang kudengar adalah nafasnya yang menjadi terengah-engah dengan begitu cepatnya dan tangannyapun sudah tidak meremas-remas rambutku lagi, sementara itu jilatan lidahku di vagina ibu hanya kulakukan sekedarnya di bagian bibirnya saja. Dengan nafasnya yang masih memburu itu, tiba-tiba ibu mertuaku bangun dan duduk serta berusaha menarik kepalaku seraya berkata, “Naak Suuur…, ke siniii…, saayaang”, dan tanpa menolak kuikuti saja tarikan tangan ibu, ketika kepalaku sudah di dekat kepalanya, ibu mertuaku langsung saja memelukku seraya berkata dengan suara terputus-putus karena nafasnya yang masih memburu, “Suuur…, Ibu puas dengan apa yang Nak Suuur…, lakukan tadi, terima kasiih…, Naak”. Ibu mertuaku bertubi-tubi mencium wajahku dan kubalas juga ciumannya dengan menciumi wajahnya sambil kukatakan untuk menyenangkan hatinya, “Buuu…, saya sayang Ibuuu…, saya ingin ibu menjadi…, puu..aas”.

Setelah nafas ibu sudah kembali normal dan tetap saja masih menciumi seluruh wajahku dan sesekali bibirku, dia berkata, “Naak Suuur…, Ibu masih belum puas sekali…, Suuur…, tolooong puasin ibu sampai benar-benar puaas…, Naak”, seraya kurasakan ibu merenggangkan kedua kakinya. Karena aku masih belum memberikan reaksi atas ucapannya itu, karena tiba-tiba aku terpikir akan istriku dan yang kugeluti ini adalah ibu kandungnya, aku menjadi tersadar ketika ibu bersuara kembali, “Sayaang…, ayooo…, tolooong Ibu dipuasin lagi Suuur, tolong masukkan punyamu yang besar itu ke punya ibu”.
“Buuu…, seharusnya saya tidak boleh melakukan ini…, apalagi kepada Ibuu”,sahutku di dekat telinganya.
“Suuur…, nggak apa-apa…, Naak…, Ibu yang kepingin, lakukanlah Naak…, lakukan sampai Ibu benar-benar puas Suuur”, katanya dengan suara setengah mengiba.

“aahh…, biarlah, kenapa kutolak”, pikirku dan tanpa membuang waktu lagi aku lalu mengambil ancang-ancang dan kupegang penisku serta kuusap-usapkan di belahan bibir vagina ibu mertuaku yang sudah sedikit terbuka. Sambil kucium telinga ibu lalu kubisikkan, “Buuu…, maaf yaa…., saya mau masukkan sekarang, boleh?”.
“Suur…, cepat masukkan, Ibu sudah kepingin sekali Naak”, sahutnya seperti tidak sabar lagi dan tanpa menunggu ibu menyelesaikan kalimatnya aku tusukkan penisku ke dalam vaginanya, mungkin entah tusukan penisku terlalu cepat atau karena ibu katanya sudah lama tidak pernah digauli oleh suaminya langsung saja beliau berteriak kecil, “Aduuuh…, Suuur…, pelan-pelan saayaang…, ibu agak sakit niiih”, katanya dengan wajah yang agak meringis mungkin menahan rasa kesakitan. Kuhentikan tusukan penisku di vaginanya, “Maaf Buu…, saya sudah menyakiti Ibu…, maaf ya Bu”. Ibu mertuaku kembali menciumku, “Tidak apa-apa Suuur…, Ibu cuma sakit sedikit saja kok, coba lagi Suur..”, sambil merangkulkan kedua tangannya di pungungku.

“Buuu…, saya mau masukkan lagi yaa dan tolong Ibu bilang yaa…, kalau ibu merasa sakit”, sahutku. Tanpa menunggu jawaban ibu segera saja kutusukkan kembali penisku tetapi sekarang kulakukan dengan lebih pelan. Ketika kepala penisku sudah menancap di lubang vaginanya, kulihat ibu sedikit meringis tetapi tidak mengeluarkan keluhan, “Buuu…, sakit.., yaa?”. Ibu hanya menggelengkan kepalanya serta menjawab, “Suuur…, masukkan saja sayaang”, sambil kurasakan kedua tangan ibu menekan punggungku. Aku segera kembali menekan penisku di lubang vaginanya dan sedikit terasa kepala penisku sudah bisa membuka lubang vaginanya, tetapi kembali kulihat wajah ibu meringis menahan sakit. Karena ibu tidak mengeluh maka aku teruskan saja tusukan penisku dan, “Bleess”, penisku mulai membongkar masuk ke liang vaginanya diikuti dengan teriakan kecil, “Aduuuh…, Suuur”, sambil menengkeramkan kedua tangannya di punggungku dan tentu saja gerakan penisku masuk ke dalam vaginanya segera kutahan agar tidak menambah sakit bagi ibu.
“Buuu…, sakit yaa..? maaf ya Buuu”. Ibu mertuaku hanya menggelengkan kepalanya.
“Enggak kok sayaang…, ibu hanya kaget sedikit saja”, lalu mencium wajahku sambil berucap kembali, “Suuur…, besar betul punyamu itu”.

Pelan-pelan kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku yang terjepit di dalam vaginanya keluar masuk dan ibupun mulai menggoyang-goyangkan pantatnya pelan-pelan sambil berdesah, “ssshh…, oooh…, aahh…, sayaang…, nikmat…, teruuuskan…, Naak”, katanya seraya mempercepat goyangan pantatnya. Akupun sudah mulai merasakan enaknya vaginan ibu dan kusahut desahannya, “Buuu…, aahh…, punyaa Ibu juga nikmat, buuu”, sambil kuciumi pipinya. Domino99

Makin lama gerakanku dan ibu semakin cepat dan ibupun semakin sering mendesah, “Aah…, Suuurr…, ooh…, teruus…, Suur”. Ketika sedang nikmat-enaknya menggerakkan penisku keluar masuk vaginanya, ibu menghentikan goyangan pantatnya. Aku tersentak kaget, “Buuu…, kenapa? apa ibu capeeek?”, Ibu hanya menggelengkan kepalanya saja, sambil mencium leherku ibu berucap, “Suuur…, coba hentikan gerakanmu itu sebentar”.
“Ada apa Buuu”, sahutku sambil menghentikan goyangan pantatku naik turun.
“Suuur…, kamu diam saja dan coba rasakan ini”, kata ibu tanpa menjelaskan apa maksudnya dan tidak kuduga tiba-tiba terasa penisku seperti tersedot dan terhisap di dalam vagina ibu mertuaku, sehingga tanpa sadar aku mengatakan, “Buuu…, aduuuh…, enaak…, Buu…, teruus Bu, oooh…, nikmat Buu”, dan tanpa sadar, aku kembali menggerakkan penisku keluar masuk dengan cepat dan ibupun mulai kembali menggoyangkan pantatnya.
“oooh…, aah…, Suuur…, enaak Suuur”, dan nafasnya dan nafaskupun semakin cepat dan tidak terkontrol lagi.

Mengetahui nafas Ibu serta goyangan pantat Ibu sudah tidak terkontrol lagi, aku tidak ingin ibu cepat-cepat mencapai orgasmenya, lalu segera saja kuhentikan gerakan pantatku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya yang menyebabkan ibu mertuaku protes, “Kenapa…, Suuur…, kok berhenti?”, tapi protes ibu tidak kutanggapi dan aku segera melepaskan diri dari pelukannya lalu bangun.

Tanpa bertanya, lalu badan ibu mertuaku kumiringkan ke hadapanku dan kaki kirinya kuangkat serta kuletakkan di pundakku, sedangkan ibu mertuaku hanya mengikuti saja apa yang kulakukan itu. Dengan posisi seperti ini, segera saja kutusukkan kembali penisku masuk ke dalam vagina ibu mertuaku yang sudah sangat basah itu tanpa kesulitan. Ketika seluruh batang penisku sudak masuk semua ke dalam vaginanya, segera saja kutekan badanku kuat-kuat ke badan ibu sehingga ibu mulai berteriak kecil, “Suuur…, aduuuh…, punyamu masuk dalam sekali…, naak…, aduuuh…, teruuus sayaang…, aah”, dan aku meneruskan gerakan keluar masuk penisku dengan kuat. Setiap kali penisku kutekan dengan kuat ke dalam vagina ibu mertuaku, ibu terus saja berdesah, “Ooohh…, aahh…, Suuur…, enaak…, terus, tekan yang kuaat sayaang”.

Aku tidak berlama-lama dengan posisi seperti ini. Kembali kehentikan gerakanku dan kucabut penisku dari dalam vaginanya. Kulihat ibu hanya diam saja tanpa protes lagi dan lalu kukatakan pada ibu, “Buuu…, coba ibu tengkurap dan nungging”, kataku sambil kubantu membalikkan badan dan mengatur kaki ibu sewaktu nungging, “Aduuh…, Suuur…, kamu kok macem-macem sih”, komentar Ibu mertuaku. Aku tidak menanggapi komentarnya dan tanpa kuberi aba-aba penisku kutusukkan langsung masuk ke dalam vagina ibu serta kutekan kuat-kuat dengan memegang pinggangnya sehingga ibu berteriak, “Aduuuh Suuur, oooh”, dan tanpa kupedulikan teriakan ibu, langsung saja kukocok penisku keluar masuk vaginanya dengan cepat dan kuat hingga membuat badan ibu tergetar ketika sodokanku menyentuh tubuhnya dan setiap kali kudengar ibu berteriak, “oooh…, oooh…, Suuur”, dan tidak lama kemudian ibu mengeluh lagi, “Suuur…, Ibu capek Naak…, sudaah Suuur…, Ibuu capeeek”, dan tanpa kuduga ibu lalu menjatuhkan dirinya tertidur tengkurap dengan nafasnya yang terengah-engah, sehingga mau tak mau penisku jadi keluar dari vaginanya.

Tanpa mempedulikan kata-katanya, segera saja kubalik badan ibu yang jatuh tengkurap. Sekarang sudah tidur telentang lagi, kuangkat kedua kakinya lalu kuletakkan di atas kedua bahuku. Ibu yang kulihat sudah tidak bertenaga itu hanya mengikuti saja apa yang kuperbuat. Segera saja kumasukkan penisku dengan mudah ke dalam vagina ibu mertuaku yang memang sudah semakin basah itu, kutekan dan kutarik kuat sehingga payudaranya yang memang sudah aggak lembek itu terguncang-guncang. Ibu mertuaku nafasnya terdengar sangat cepat, “Suuur…, jangaan…, kuat-kuat Naak…, badan ibu sakit semua”, sambil memegang kedua tanganku yang kuletakkan di samping badannya untuk menahan badanku. Bandarpoker

Mendengar kata-kata ibu mertuaku, aku menjadi tersadar dan teringat kalau yang ada di hadapanku ini adalah ibu mertuaku sendiri dan segera saja kehentikan gerakan penisku keluar masuk vaginanya serta kuturunkan kedua kaki ibu dari bahuku dan langsung saja kupeluk badan ibu serta kuucapkan, “Maaf…, Buu…, kalau saya menyakiti Ibu, saya akan mencoba untuk pelan-pelan”, segera saja ibu berucap, “Suuur nggak apa-apa Nak, tapi Ibu lebih suka dengan posisi seperti ini saja, ayoo…, Suuur mainkan lagi punyamu agar ibu cepat puaas”.
“Iyaa…, Buuu…, saya akan coba lagi”, sahutku sambil kembali kunaik-turunkan pantatku sehingga penisku keluar masuk vagina ibu dan kali ini aku lakukan dengan hati-hati agar tidak menyakiti badan ibu, dan ibu mertuakupun sekarang sudah mulai menggoyangkan pantatnya serta sesekali mempermainkan otot-otot di vaginanya, sehingga kadang-kadang terasa penisku terasa tertahan sewaktu memasuki liang vaginanya.

Ketika salah satu payudara ibu kuhisap-hisap puting susunya yang sudah mengeras itu, ibu mertuaku semakin mempercepat goyangan pinggulnya dan terdengar desahannya yang agak keras diantara nafasnya yang sudah mulai memburu, “ooohh…, aahh…, Suuur…, teruuus…, oooh”, seraya meremas-remas rambutku lebih keras. Akupun ikut mempercepat keluar masuknya penisku di dalam vaginanya.

Goyangan pinggul ibu mertuakupun semakin cepat dan sepertinya sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Disertai nafasnya yang semakin terengah-engah dan kedua tangannya dirangkulkan ke punggungku kuat-kuat, ibu mengatakan dengan terbata-bata, “Nak Suuur…, aduuuh…, Ibuuu…, sudaah…, oooh…, mauuu kelluaar”. Aku sulit bernafas karena punggungku dipeluk dan dicengkeramnya dengan kuat dan kemudian ibu mertuaku menjadi terdiam, hanya nafasnya saja yang kudengar terengah-engah dengan keras dan genjotan penisku keluar masuk vaginanya. Untuk sementara aku hentikan untuk memberikan kesempatan pada ibu menikmati orgasmenya sambil kuciumi wajahnya, “Bagaimana…, Buuu?, mudah-mudahan ibu cukup puas.

Ibu mertuaku tetap masih menutup matanya dan tidak segera menjawab pertanyaanku, yang pasti nafas ibu masih memburu tetapi sudah mulai berkurang dibanding sebelumnya. Karena ibu masih diam, aku menjadi sangat kasihan dan kusambung pertanyaanku tadi di dekat telinganya, “Buu…, saya tahu ibu pasti capek sekali, lebih baik ibu istirahat dulu saja.., yaa?”, seraya aku mulai mengangkat pantatku agar penisku bisa keluar dari vagina ibu yang sudah sangat basah itu. Tetapi baru saja pantatku ingin kuangkat, ternyata ibu mertuaku cepat-cepat mencengkeram pinggulku dengan kedua tangannya dan sambil membuka matanya, memandang ke wajahku, “Jangaan…, Suuur…, jangan dilepas punyamu itu, ibu diam saja karena ingin melepaskan lelah sambil menikmati punyamu yang besar itu mengganjal di tempat ibuuu, jangaan dicabut dulu…, yaa…, sayaang”, terus kembali menutup matanya.

Mendengar permintaan ibu itu, aku tidak jadi mencabut penisku dari dalam vagina ibu dan kembali kujatuhkan badanku pelan-pelan di atas badan ibu yang nafasnya sekarang sudah kelihatan mulai agak teratur, sambil kukatakan, “Tidaak…, Buuu…, saya tidak akan mencabutnya, saya juga masih kepingin terus seperti ini”, sambil kurangkul leher ibu dengan tangan kananku. Ibu hanya diam saja dengan pernyataanku itu, tetapi tiba-tiba penisku yang sejak tadi kudiamkan di dalam vaginanya terasa seperti dijepit dan tersedot vagina ibu mertuaku, dan tanpa sadar aku mengaduh, “Aduuuh…, oooh…, Buuu”.
“Kenapa…, sayaang…, enaak yaa?”, sahut ibu sambil mencium bibirku dengan lembut dan sambil kucium hidungnya kukatakan, “Buuu…, enaak sekaliii”, dan seperti tadi, sewaktu ibu mertuaku mula-mula menjepit dan menyedot penisku dengan vaginanya, secara tidak sengaja aku mulai menggerakkan lagi penisku keluar masuk vaginanya dan ibu mertuakupun kembali mendesah, “oooh…, aah…, Suuur…, teruuus…, naak…, aduuuh…, enaak sekali”.

Semakin lama gerakan pinggul ibu semakin cepat dan kembali kudengar nafasnya semakin lama semakin memburu. Gerakan pinggul ibu kuimbangi dengan mempercepat kocokan penisku keluar masuk vaginanya. Makin lama aku sepertinya sudah tidak kuat untuk menahan agar air maniku tetap tidak keluar, “Buuu…, sebentar lagi…, sayaa…, sudaah…, mau keluaar”, sambil kupercepat penisku keluar masuk vaginanya dan mungkin karena mendengar aku sudah mendekati klimaks, ibu mertuakupun semakin mempercepat gerakan pinggulnya serta mempererat cengkeraman tangannya di punggungku seraya berkata, “Suuur…, teruuuss…, Naak…, Ibuuu…, jugaa…, sudah dekat, ooohh…, ayooo Suuur…, semprooot Ibuu dengan airmuu…, sekaraang”.

“Iyaa…, Buuu…, tahaan”, sambil kutekan pantatku kuat-kuat dan kami akhiri teriakan itu dengan berpelukan sangat kuat serta tetap kutekan penisku dalam-dalam ke vagina ibu mertuaku. Dalam klimaksnya terasa vagina ibu memijat penisku dengan kuat dan kami terus terdiam dengan nafas terengah-engah.

Setelah nafas kami berdua agak teratur, lalu kucabut penisku dari dalam vagina ibu dan kujatuhkan badanku serta kutarik kepala ibu mertuaku dan kuletakkan di dadaku.Setelah nafasku mulai teratur kembali dan kuperhatikan nafas ibupun begitu, aku jadi ingat akan tugas yang diberikan oleh istriku.
“Buuu…, apa ini yang menyebabkan ibu selalu marah-marah pada Bapak..?”, tanyaku.
“Mungkin saja Suuur…, kenapa Suuur?”, Sahutnya sambil tersenyum dan mencium pipiku.
“Buuu…, kalau benar, tolong ibu kurangi marah-marahnya kepada Bapak, kasihan dia”, ibu hanya diam dan seperti berfikir.
Setelah diam sebentar lalu kukatakan, “Buuu…, sudah siang lho, seraya kubangunkan tubuh ibu serta kubimbing ke kamar mandi.

Setelah peristiwa ini terjadi, ibu seringkali mengunjungi rumah kami dengan alasan kangen cucu dan anaknya Jenny, tetapi kenyataannya ibu mertuaku selalu mengontakku melalui telepon di kantor dan meminta jatahnya di suatu motel, sebelum menuju ke rumahku. Untungnya sampai sekarang Istriku tidak curiga, hanya saja dia merasa aneh, karena setiap bulannya ibunya selalu mengunjung rumah kami.

Bercinta Dengan Ibu Mertuaku


Cerita Sex Terbaru 2019 | Hot Seks |Cerita bokep terbaru 2019 | Kisah seks Bokep terbaru 2019 | Foto Bokep | Bokep Barat | Bokep Dewasa | Sex Bokep | Cerita seks Abg |
Cerita Selingkuh | Seks Terkini


Kisahondehoi - Sebut saja namanya “Bunga” (nama samaran), Dia ialah seorang perempuan bersuku campuran, Bapaknya berasal dari kota Menado dan Ibunya dari kota Makassar. Bapaknya ialah seorang polisi berpangkat Serma, sedang ibunya ialah pengusaha kayu.

Singkat cerita, saat hari Pertama aku bertemu dengan rekan kuliahku, rasanya kami langsung akrab sebab memang sewaktu kami sama-sama duduk di bangku kuliah, kami paling kompak dan tidak jarang tidur bareng di lokasi tinggal kos-ku di kota Bone. Bahkan biasanya dia mentraktirku.

“Indra, aku senang sekali bertemu denganmu dan memang telah lama kucari-cari, maukah anda menginap barang sehari atau 2 hari di rumahku?” katanya padaku seraya merangkulku dengan erat sekali. Nama rekan kuliahku itu ialah “Jori”. Bandar Poker

“Kita lihat saja nanti. Yang jelas aku paling bersukur kita dapat ketemu di lokasi ini. Mungkin berikut namanya nasib baik, sebab aku sama sekali tidak mengasumsikan kalo anda tinggal di kota Makassar ini” jawabku sambil menjawab rangkulannya. Kami berangkulan lumayan lama di dekat pasar sentral Makassar, tepatnya di lokasi jualan cakar.

“Ayo kita ke lokasi tinggal dulu Ndra, nanti kita ngobrol panjang lebar di sana, sekaligus kuperkenalkan istriku” ajaknya seraya menuntunku naik ke mobil Feroza miliknya. Setelah kami mendarat di halaman rumahnya, Jori terlebih dahulu turun dan segera membuka pintu mobilnya di sebelah kiri kemudian mempersilakan aku turun. Aku paling kagum menyaksikan rumah lokasi tinggalnya yang berlantai 2. Lantai bawah dipakai sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sedangkan lantai atas dipakai sebagai lokasi tinggal bareng istri. Aku hanya ikut di belakangnya.

QQKAMPUS | SITUS ADUQ | POKER ONLINE | DAN SITUS DOMINOQQ | ONLINE



“Inilah hasil usaha kami Bun selama beberapa tahun di Makassar” katanya sambil mengindikasikan tumpukan beras dan ruangan kantornya.“Wah lumayan hebat anda Jor. Usahamu lumayan lumayan. Kamu sangat sukses dibanding aku yang belum jelas sumber kehidupanku” kataku padanya.
“Dar, Dar, inilah rekan kuliahku dulu yang pernah kuceritakan tempo hari. Kenalkan istri cantik saya” teriak Jori memanggil istrinya dan langsung kami dikenalkan.
“Bunga”, kata istrinya menyinggung namanya saat kusalami tangannya seraya ia tersenyum ramah dan manis seolah mengindikasikan rasa kegembiraan.
“Indra”, kataku pula sambil menjawab senyumannya.

“Silakah Kak, dinikmati hidangan ala kadarnya” anjuran Bunga menyentuh langsung ke lubuk hatiku. Selain sebab senyuman manisnya, kelembutan suaranya, pun karena penampilan, keelokan dan sengatan bau parfumnya yang harum itu.  Bunga hnya terdiam mendengar kami bincang-bincang dengan suaminya, namun sesekali ia memandangiku dan menampakkan wajah cerianya.
“Sekarang giliranmu Ndra kisah tentang perjalanan hidupmu bareng istri setelah semenjak tadi Hanya aku yang bicara.

Silahkan saja kisah panjang lebar mumpun hari ini aku tidak ada kegiatan di luar. Lagi pula anggaplah hari ini ialah hari keistimewaan anda yang butuh dirayakan bersama. Bukankah begitu Dar..?” kata Jori seolah cari sokongan dari istrinya dan waktunya siap dipakai khusus untukku. Situs Resmi Poker

“Ok, bila gitu aku bakal utarakan sedikit tentang kehidupan lokasi rumah tanggaku, yang sangat berbeda dengan kehidupan lokasi rumah tangga kalian” ucapanku sambil membetulkan dudukku di atas kursi lunak itu. “Maaf andai terpaksa kuungkapkan secara terus terang. Sebenarnya kedatanganku di kota Makassar ini malah karena dirangsang oleh problem lokasi tinggal tanggaku.

“Begini Ndra, barangkali pertemuan kita ini benar terdapat hikmahnya, karena kebetulan sekali kami perlu teman seperti anda di lokasi rumah ini.
Kami kan belum dikaruniai seorang anak, sampai-sampai kami tidak jarang kali kesepian. Apalagi andai aku ke luar kota contohnya ke Bone, maka istriku darurat sendirian di lokasi tinggal meskipun sekali-kali ia memanggil kemanakannya guna menemani sekitar aku tidak ada, namun aku tetap menghawatirkannya.

Untuk itu, andai tidak memberatkan, aku mau kamu bermukim bersamaku. Anggaplah anda sudah dapatkan lapangan kerja baru sebagai sumber mata pencaharianmu. Segala kebutuhan sehari-harimu, aku akan menanggung sesuai kemampuanku” kata Jori bersungguh-sungguh yang sesekali diiyakan oleh istrinya.

Tiba-tiba Jori dan Bunga bersamaan berdiri dan langsung saling berpelukan, bahkan saling mengecup bibir sebagai tanda kegembiraannya. Lalu Jori melanjutkan rangkulannya padaku dan pun mengecup pipiku, sampai-sampai aku sedikit malu dibuatnya.
“Terima kasih Ndra atas kesediaanmu menerima tawaranku semoga anda berbahagia dan tidak kendala apapun di lokasi tinggal ini.

Kami tak memerlukan keterampilanmu, tetapi kehadiranmu mendampingi kami di lokasi tinggal ini. Kami hanya perlu teman bermain dan tukar pikiran, karena tenaga kerjaku sudah lumayan untuk menolong mengelola usahaku di luar. Kami sewaktu-waktu memerlukan nasehatmu dan istriku tentu merasa terhibur dengan kehadiranmu menemani andai aku keluar rumah” katanya dengan paling bergembira dan senang mendengar persetujuanku.

Kami bertiga sudah lumayan akrab dan hidup dalam satu lokasi tinggal seperti saudara kandung bersenda gurau, bersenda gurau dan bergaul tanpa batas seolah tidak terdapat perbedaan status laksana majikan dan karyawannya. Kebebasan pergaulanku dengan Bunga memuncak saat Jori berangkat ke Sulawesi Tenggara selama beberapa hari untuk membawa beras guna di jual di sana sebab ada permintaan dari langgarannya.

Pada malam pertama embarkasi Jori, Bunga nampak gembira sekali seolah tidak terdapat kekhawatiran apa-apa. Bahkan sempat mengatakan untuk suaminya tersebut kalau ia tidak fobia lagi ditinggalkan meskipun berbulan-bulan lamanya sebab sudah terdapat yang menjaganya, tetapi ucapannya tersebut dianggapnya sebagai format humor terhadap suaminya. Jori juga nampak tidak terdapat kekhawatiran meninggalkan istrinya dengan dalil yang sama.

Malam tersebut kami (aku dan Bunga) menonton bareng di ruang tamu sampai larut malam, sebab kami seraya tukar pengalaman, tergolong soal sebelum nikah dan latar belakang perkawinan kami masing-masing. Sikap dan tingkah laku Bunga sedikit bertolak belakang dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Bunga menciptakan kopi susu dan menyodorkanku bareng pisang susu, kemudian kami nikmati bersama-sama seraya nonton. Ia santap sambil berbaring di sampingku seolah dirasakan biasa saja. Sesekali ia mengembalikan tubuhnya kepadaku seraya bercerita, tetapi aku pura-pura bersikap biasa, meskipun terdapat ganjalan mengherankan di benakku.

“Ndra, anda tidak keberatan khan menemaniku nonton malam ini? Besok khan tidak terdapat yang mengganggu kita sampai-sampai kita dapat tidur siang sepuasnya?” tanya Bunga tiba-tiba seolah ia tak mengantuk sedikitpun.
“Tidak kok Dar. Aku malah senang dan bahagia dapat nonton bareng majikanku” kataku tidak banyak menyanjungnya. Bunga kemudian mencubitku dan.

“Wii de.. De, kok aku dibilangin majikan. Sebel aku mendengarnya. Ah, tidak boleh ulang kata tersebut lagi deh, aku tak sudi dipanggil majikan” katanya.
“Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf andai tidak senang, aku Hanya main-main. Lalu aku mesti panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
“Terserah dech, yang pasti bukan majikan. Tapi aku lebih seneng andai kamu memanggil aku adik” katanya santai. Agen BandarQ




“Oke bila begitu maunya. Aku bakal panggil adik saja” kataku lagi.
Malam semakin larut. Tak satupun tersiar suara kecuali suara kami berdua dengan suara TV. Bunga tiba-tiba bangkit dari pembaringannya.
“Ndra, apa anda sering nonton kaset VCD bareng istrimu?” tanya Bunga dengan sedikit rendah suaranya seolah enggan didengar orang lain.

“Eng.. Pernah, namun sama-sama dengan orang lain pun karena kami nonton di rumahnya” jawabku menyembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang tiba-tiba dan sedikit mengherankan itu.
“Kamu ingat judulnya? Atau jalan ceritanya?” tanyanya lagi.
“Aku tak ingat judulnya, namun pemainnya ialah Rhoma Irama dan ceritanya ialah masalah percintaan” jawabku dengan pura-pura bersikap biasa.

“Masih inginkan ngga anda temani aku nonton film dari VCD? Kebetulan aku punya kaset VCD yang banyak. Judulnya macam-macam. Terserah yang mana Indra suka” tawarannya, namun aku sempat berfikir bila Bunga bakal memutar film yang aneh-aneh, film orang dewasa dan seringkali khusus disaksikan oleh suami istri untuk membangunkan gairahnya.
Setelah kupikir segala resiko, keyakinan dan dosa, aku lalu buat alasan.

“Sebenarnya aku senang sekali, namun aku takut.. Eh.. Maaf aku sudah ngantuk. Jika tidak keberatan, lain kali saja, tentu kutemani” kataku tidak banyak bimbang dan fobia alasanku salah. Tapi kesudahannya ia terima meskipun nampaknya tidak banyak kecewa di wajahnya dan tidak cukup semangat.

“Baiklah andai memang anda sudah ngantuk. Aku tidak inginkan sama sekali memaksamu, lagi pula aku sudah lumayan senang dan bahagia kamu mau menemaniku nonton hingga selarut ini. Ayo anda masuk tidur” katanya seraya mematikan TV-nya, tetapi sebelum aku menutup pintu kamarku, aku menyaksikan sejenak ia sempat memperhatikanku, namun aku pura-pura tidak menghiraukannya.

Di atas lokasi tidurku, aku gelisah dan bingung memungut keputusan mengenai alasanku bila kelak atau lusa ia pulang mengajakku nonton film tersebut. Antara mau, malu dan rasa takut tidak jarang kali menghantukiku. Mungkin dia pun mengalami urusan yang sama, sebab dari dalam kamarku tidak jarang kali terdengar terdapat pintu kamar tersingkap dan tertutup serta air di kamar mandi selalu terdengar tertumpah.

Setelah kami santap malam bareng keesokan harinya, kami pulang nonton TV sama-sama di ruang tamu, namun penampilan Bunga kali ini agak beda dari biasanya. Ia berpakaian serba tipis dan terhirup bau parfumnya yang harum menyengat hidup sepanjang ruang tamu itu. Jantungku sempat berdebar dan hatiku gelisah mencari dalil untuk menampik ajakannya itu, meskipun gejolak hati kecilku untuk mengekor kemauannya lebih banyak dari penolakanku.

Belum aku sempat menemukan dalil tepat, maka
“Ndra, masih ingat janjimu tadi malam? Atau anda sudah ngantuk lagi?” pertanyaan Bunga tiba-tiba mengagetkanku. “O, oohh yah, aku ingat. Nonton VCD khan? Tapi tidak boleh yang seram-seram donk filmnya, aku tak suka. Nanti aku takut dan membuatku sakit, khan repot jadinya” jawabku mengingatkan guna tidak memutar film porn.

“Kita liat aja permainannya. Kamu tentu senang menyaksikannya, sebab aku yakin anda belum pernah menontonnya, lagi pula ini film baru” kata Bunga seraya meraih kotak yang mengandung setumpuk kaset VCD lalu unik sekeping kaset yang sangat di atas seolah ia sudah mempersiapkannya, kemudian memasukkan ke CD, kemudian mundur dua tahapan dan duduk di sampingku menantikan apa gerangan yang akan hadir di layar TV tersebut.

Dag, dig, dug, getaran jantungku semakin keras menantikan gambar yang bakal tampil di layar TV. Mula-mula aku yakin bila filmnya ialah film yang bisa dipertontonkan secara umum sebab gambar pertama yang muncul ialah dua orang gadis yang sedang berlomba naik speed board atau sampan dan saling membalap di atas air sungai. Namun dua menit kemudian, hadir pula dua orang lelaki memburuhnya dengan naik kendaraan yang sama, kesudahannya keempatnya bertemu di ambang sungai dan bergandengan tangan kemudian masuk ke di antara villa guna bersantai bersama. Agen DominoQQ

Tak lama lantas mereka berpasang-pasangan dan saling membuka pakaiannya, kemudian saling merangkul, menghirup dan seterusnya sebagaimana layaknya suami istri. Niat penolakanku tadi tiba-tiba terlupakan dan terganti dengan niat kemauanku. Kami tidak dapat mengeluarkan kata-kata, terutama saat kami menonton dua pasang muda mudi bertelanjang bulat dan saling menjilati kemaluannya, bahkan saling mengadu perangkat yang sangat vitalnya. Kami hanya dapat saling memandang dan tersenyum.

“Gimana Ndra,? Asyik khan? Atau ganti yang beda saja yang lucu-lucu?” pancing Bunga, namun aku tak menjawabnya, justeru aku melenguh panjang.
“Apa anda sering dan senang nonton film beginian bareng suamimu?” giliran aku bertanya, namun Bunga Hanya menatapku tajam kemudian mengangguk.

“Hmmhh” kudengar suara nafas panjang Bunga keluar dari mulutnya.
“Apa anda pernah praktekkan laksana di film tersebut Ndra?” tanya Bunga saat salah seorang wanitanya sedang menungging kemudian laki-lakinya menusukkan kontolnya dari belakang kemudian mengocoknya dengan kuat.

“Tidak, belum pernah” jawabku singkat seraya kembali bernafas panjang.
“Maukah anda mencobanya nanti?” tanya Bunga dengan suara rendah.
“Dengan siapa, kami khan pisah dengan istri guna sementara” kataku.
“Jika anda bertemu istrimu nanti atau perempuan lain misalnya” kata Bunga.

“Yachh.. Kita liat saja nanti. Boleh pun kami jajaki nanti hahaha” kataku.
“Ndra, apa malam ini anda tidak hendak mencobanya?” Tanya Bunga seraya sedikit merapatkan tubuhnya padaku. Saking rapatnya sampai-sampai tubuhnya terasa hangatnya dan bau harumnya.
“Dengan siapa? Apa dengan perempuan di TV itu?” tanyaku memancing.

“Gimana andai dengan aku? Mumpung Hanya kita berdua dan nggak akan ada orang lain yang tahu. Mau khan?” Tanya Bunga lebih jelas lagi mengarah seraya menyentuh tanganku, bahkan menyandarkan badannya ke badanku. LibraQQ

Sungguh aku kaget dan jantungku seolah copot mendengar rincian pertanyaannya itu, lagipula ia menyentuhku. Aku tidak dapat lagi beranggapan apa-apa, tetapi menerima apa adanya malam itu. Aku tidak bakal mungkin dapat menolak dan mengecewakannya, lagipula aku paling menginginkannya, sebab telah beberapa bulan aku tidak melakukan sex dengan istriku. Aku mengupayakan merapatkan badanku pula, lalu membelai tangannya dan merangkul punggungnya, sampai-sampai terasa hangat sekali.

“Apa anda serius? Apa ini mimpi atau kenyataan?” Tanyaku amat gembira. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat
“Akan kubuktikan keseriusanku sekarang. Rasakan ini sayang” tiba-tiba Bunga melompat kemudian mengangkangi kedua pahaku dan duduk di atasnya seraya memelukku, serta menghirup pipi dan bibirku bertubi-tubi.

Tentu aku tidak dapat menyia-nyiakan peluang ini. Aku segera menyambutnya dan membalasnya dengan sikap dan perbuatan yang sama. Nampaknya Bunga sudah hendak segera memperlihatkan dengan melepas sarung yang dipakainya, namun aku belum inginkan membuka celana panjang yang kepakai malam itu. Cerita Sex Ngentod Memek Istri Teman Sampai Muncrat

Pergumulan kami dalam posisi duduk lumayan lama, meskipun berkali-kali Bunga memintaku guna segera melepas celanaku, bahkan ia sendiri sejumlah kali berjuang membuka kancingnya, tapi tidak jarang kali saja kuminta supaya ia bersabar dan pelan-pelan karena waktunya masih panjang. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat

“Ayo Kak Ndra, cepat sayang. Aku telah tak tahan hendak membuktikannya” rayu Bunga seraya melepas rangkulannya kemudian ia istirahat telentang di atas karpet abu-abu sambil unik tanganku guna menindihnya. Aku tidak tega tidak mempedulikan ia penasaran terus, sampai-sampai aku segera menindihnya.Cerita Sex Terbaru 2019 | Hot Seks |Cerita bokep terbaru 2019 | Kisah seks Bokep terbaru 2019 | Foto Bokep | Bokep Barat | Bokep Dewasa | Sex Bokep | Cerita seks Abg | Cerita Selingkuh | Seks Terkini

“Buka celana sayang. Cepat.. Aku telah capek nih, mari dong,” pintanya.
Akupun segera menuruti permintaannya dan melepas celana panjangku. Setelah itu, Bunga menjepitkan ujung jari kakinya ke bagian atas celana dalamku dan berjuang mendorongnya ke bawah, namun ia tak sukses karena aku sengaja mengusung punggungku tinggi-tinggi guna menghindarinya. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat

Ketika aku mengupayakan menyingkap baju daster yang dipakaianya ke atas kemudian ia sendiri melepaskannya, aku kaget karena tak kusangka bila ia sama sekali tidak gunakan celana. Dalam hatiku bahwa barangkali ia memang sengaja siap-siap bakal bersetubuh denganku malam itu. Di bawah sinar lampu 10 W yang dibarengi dengan cahaya TV yang semakin seru bermain bugil, aku paling jelas menonton sebuah lubang yang dikelilingi daging montok nan putih mulus yang tidak ditumbuhi bulu selembar pun.

Tampak menonjol suatu benda mungil laksana biji kacang di tengah-tengahnya. Rasanya lumayan menantang dan mempertinggi birahiku, namun aku tetap berjuang mengendalikannya supaya aku dapat lebih lama bermain-main dengannya. Ia kini sudah bugil 100%, sampai-sampai terlihat format tubuhnya yang langsing, putih mulus dan estetis sekali dipandang.

“Ayo donk, tunggu apa lagi sayang. Jangan biarkan aku tersiksa seperti ini” pinta Bunga tak pernah berhenti guna segera merasakan puncaknya.“Tenang sayang. Aku tentu akan memuaskanmu malam ini, namun saya masih inginkan bermain-main lebih lama biar anda lebih banyak menikmatinya” kataku.

Secara perlahan namun pasti, ujung lidahku mulai menyentuh tepi lubang kenikmatannya sehingga menciptakan pinggulnya bergerak-gerak dan berdesis. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat
“Nikmat khan bila begini?” tanyaku berbisik seraya menggerak-gerakkan lidahku ke kiri dan ke kanan kemudian menekannya lebih dalam lagi sampai-sampai Bunga separuh berteriak dan mengusung tinggi-tinggi pantatnya seolah ia menyambut dan hendak memperdalam masuknya ujung lidahku.

Ia Hanya mengangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.
“Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara tersebut tak dapat dikurangi saat aku gocok-gocokkan secara lebih dalam dan keras serta cepat keluar masuk ke lubang kemaluannya.

“Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Aku belum pernah menikmati seperti ini sebelumnya” katanya dengan suara yang agak keras seraya menarik-narik kepalaku supaya lebih rapat lagi. Bandarq
“Bagaimana? Sudah siap menyambut lidahku yang panjang lagi keras?” tanyaku sambil melepas seluruh pakaianku yang masih tersisa dan kamipun sama-sama bugil. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat

Persentuhan tubuhku tak sehelai benangpun yang melapisinya. Terasa hangatnya hawa yang keluar dari tubuh kami. “Iiyah,. Dari tadi aku menunggu. Ayo,. Cepat” kata Bunga tergesa-gesa seraya membuka lebar-lebar kedua pahanya, bahkan membuka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kiri kanan kedua bibirnya untuk mempermudah jalannya kemaluanku masuk lebih dalam lagi.

Aku juga tidak ingin menunda-nunda lagi sebab memang aku telah puas bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, lagipula keduanya paling basah. Aku kemudian mengusung kedua kakinya sampai bersandar ke bahuku lalu berjuang menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang semenjak tadi menantikan itu. Ternyata tidak dapat kutembus sekaligus cocok keinginanku. Ujung kulit penisku tertahan, sebenarnya Bunga telah bukan perawan lagi.

“Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Bunga saat ujung penisku tidak banyak kutekan agak keras. Aku gerakkan ke kiri dan ke kanan tapi pun belum sukses amblas. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat
Aku turunkan kedua kakinya kemudian meraih suatu bantal kursi yang di belakangku kemudian kuganjalkan di bawah pinggulnya dan membuka lebar kedua pahanya kemudian kudorong penisku agak keras sampai-sampai sudah mulai masuk setengahnya.

Bungapun mengerang keras namun tidak berbicara apa-apa, sampai-sampai aku tak peduli, justeru semakin kutekan dan kudorong masuk sampai amblas seluruhnya. Setelah semua batang penisku tenggelam semua, aku sejenak berhenti bergerak sebab capek dan melemaskan tubuhku di atas tubuh Bunga yang pun diam seraya bernafas panjang seolah baru kali ini merasakan betul persetubuhan.

Bunga kembali menggerak-gerakkan pinggulnya dan akupun menyambutnya. Bahkan aku tarik maju mundur tidak banyak demi sedikit sampai jalannya agak cepat kemudian cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar seirama sehingga memunculkan bunyi-bunyian yang berirama pula. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat
“Tahan sebentar” kataku seraya mengusung kepala Bunga tanpa menarik keluar penisku dari lubang vagina Bunga sampai-sampai kami dalam posisi duduk.

Kami saling merangkul dan menggerakkan pinggul, namun tidak lama sebab terasa sulit. Lalu aku berbaring dan telentang seraya menarik untuk Bunga mengikutiku, sampai-sampai Bunga sedang di atasku. Kusarankan supaya ia menggoyang, mengocok dan memompa dengan keras lagi cepat. Ia pun lumayan mengerti keinginanku sampai-sampai kedua tangannya bertumpu di atas dadaku kemudian menghentakkan agak keras bolak balik pantatnya ke penisku, sampai-sampai terlihat kepalanya lemas dan seolah inginkan jatuh karena baru kali tersebut ia melakukannya dengan posisi laksana itu.

Karena itu, kumaklumi andai ia cepat capek dan segera menjatuhkan tubuhnya menempel ke atas tubuhku, meskipun pinggulnya masih tetap bergerak naik turun. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat
“Kamu barangkali sangat capek. Gimana bila ganti posisi?” kataku seraya mengusung tubuh Bunga dan melapas rangkulannya.

“Posisi bagaimana lagi? Aku sudah beberapa kali merasa nikmat sekali” tanyanya heran seolah tidak tahu apa yang bakal kulakukan, tetapi tetap ia ikuti permintaanku sebab ia juga merasa sangat nikmat dan belum pernah merasakan permainan seperti tersebut sebelumnya.
“Terima saja permainanku. Aku bakal tunjukkan beberapa pengalamanku”
“Yah.. Yah.. Cepat kerjakan apa saja” katanya singkat.




Aku berdiri kemudian mengusung tubuhnya dari belakang dan kutuntunnya sampai ia dalam posisi nungging. Setelah kubuka sedikit kedua pahanya dari belakang, aku kemudian menusukkan ujung penisku ke lubangnya kemudian mengocok dengan keras dan cepat sehingga memunculkan bunyi dengan irama yang estetis seiring dengan gerakanku. Bunga pun megap-megap dan napasnya terputus-putus menerima kesenangan itu. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat

Posisi kami ini tak lama karena Bunga tak dapat menahan rasa capeknya berlutut seraya kupompa dari belakan. Karenanya, aku kembalikan ke posisi semula yaitu istirahat telentang dengan paha tersingkap lebar kemudian kutindih dan kukocok dari depan, kemudian kuangkat kedua kakinya bersandar ke bahuku.

Posisi berikut yang menciptakan permainan kami memuncak sebab tak lama sesudah itu, Bunga berteriak-teriak seraya merangkul keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan sesekali unik keras wajahku menempel ke wajahnya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersamaan dengan tersebut pula, aku menikmati ada cairan hangat mulai menjalar di batang penisku, terutama saat terasa sekujur tubuh Bunga gemetar. Aduqq

Aku tetap berjuang untuk menghindari pertemuan antara spermaku dengan sel telur Bunga, namun terlambat, sebab baru aku mengupayakan mengusung punggungku dan berniat menumpahkan di luar rahimnya, namun Bunga justeru mengikatkan tangannya lebih erat seolah melarangku menumpahkan di luar yang kesudahannya cairan kental dan hangat tersebut terpaksa tumpah seluruhnya di dalam rahim Bunga. Bunga nampaknya tidak menyesal, justeru sedikit ceria menerimanya, namun aku diliputi rasa fobia kalau-kalau jadi janin nantinya, yang bakal membuatku malu dan hubungan persahabatanku berantakan.

Setelah kami sama-sama menjangkau puncak, puas dan merasakan persetubuhan yang sesungguhnya, kami lalu terbaring di atas karpet tanpa bantal. Layar TV telah berwarna biru sebab pergumulan filmnya semenjak tadi selesai. Aku lihat jam dinding mengindikasikan pukul 12.00 malam tanpa terasa kami bermain tidak cukup lebih 3 jam. Kami sama-sama terdiam dan tak dapat berkata-kata apapun sampai tertidur lelap. Setelah terbangun jam 7.00 pagi di lokasi itu, rasanya masih terasa capek bercampur segar.

“Nis, anda sangat hebat. Aku belum pernah mendapatkan kesenangan dari suamiku sekitar ini laksana yang anda berikan tadi malam” kata Bunga saat ia pun terbangun pagi tersebut sambil merangkulku.
“Benar nih, jangan-jangan Hanya gombal guna menyenangkanku” tanyaku.
“Sumpah.. Terus cerah suamiku lebih tidak sedikit memikirkan kesenangannya dan posisi mainnya Hanya satu saja.

Ia di atas dan aku di bawah. Kadang ia loyo sebelum kami apa-apa. Kontolnya pendek sekali sampai-sampai tidak dapat memberikan kesenangan padaku laksana yang kami berikan. Andai saja anda suamiku, tentu aku bahagia sekali dan tidak jarang kali mau bersetubuh, bila perlu masing-masing hari dan masing-masing malam” paparnya seolah menyesali hubungannya dengan suaminya dan mencocokkan denganku. Cerita Sex Ngentot Memek Istri Teman Sampai Muncrat

“Tidak boleh sayang. Itu namanya telah jodoh yang tidak dapat kita tolak.
Kitapun berjodoh bersetubuh dengan teknik selingkuh. Sudahlah. Yang urgen kita telah menikmatinya dan bakal terus menikmatinya” kataku seraya menenangkannya sekaligus menghirup keningnya.

“Maukah anda terus menerus memberiku kesenangan seperti tadi malam tersebut ketika suamiku tak terdapat di rumah” tanyanya menuntut janjiku.
“Iyah, tentu selama aman dan aku bermukim bersamamu. Masih tidak sedikit permainanku yang belum kutunjukkan” kataku berjanji bakal mengulanginya
“Gimana bila istri dan anak-anakmu nanti datang?” tanyanya khawatir.
“Gampang diatur. Aku kan pembantumu, sampai-sampai aku dapat selalu dekat denganmu tanpa ketidakpercayaan istriku. qqkampus

Apalagi istriku tentu tak tahan bermukim di kota karena ia telah terbiasa di kampung bareng keluarganya namun yang kutakutkan andai kamu hamil tanpa dinyatakan suamimu” kataku.
“Aku tak akan hamil, sebab aku bakal memakan pil KB sebelum bermain seperti yang kulakukan tadi malam, sebab memang sudah kurencanakan” kara Bunga terus terang.

Setelah kami bincang-bincang seraya tiduran di atas karpet, kami kemudian ke kamar mandi setiap membersihkan diri kemudian kami ke halaman rumah mencuci setelah sarapan pagi bersama. Sejak ketika itu, kami nyaris setiap malam melakukannya, terutama saat suami Bunga tak terdapat di rumah, baik siang hari lagipula malam hari, bahkan sejumlah kali kulakukan di kamarku saat suami Bunga masih tertidur di kamarnya, karena Bunga sendiri yang mengunjungi kamarku saat sedang “haus”.
tah hingga kapan urusan ini bakal berlangsung, namun yang jelas sampai saat ini kami masih selalu hendak melakukannya dan belum terdapat tanda-tanda ketidakpercayaan dari suaminya dan dari istriku.


CERITA SEKS NGENTOT MEMEK ISTRI TEMAN SAMPAI MUNCRAT

- Copyright © Kisah Ondehoi - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -